Senin, 01 Maret 2010

SUNDA, sebagai nama Kerajaan zaman dahulu di Jawa Barat dan sekitarnya

————————————————————————————————————————

clip_image0027_thumb10PADA masa lalu, jauh sebelum adanya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Nusantara ini berdiri sejumlah negara kerajaan independen yang tersebar di berbagai daerah dari barat hingga timur; termasuk di kawasan Sunda (Jawa Barat dan sekitarnya). Di kawasan ini pada zaman dahulu (dari sekitar abad ke-2 M hingga abad ke-19 M) pernah berdiri beberapa kerajaan besar, seperti  Salakanagara, Tarumanagara, Sunda, Galuh, Pajajaran atau Sunda-Pajajaran, Sumedanglarang, serta Kesultanan Cirebon dan Banten.      
       Sunda sebagai nama kerajaan di Jawa Barat dan sekitarnya pada zaman dahulu muncul pada sekitar pertengahan abad ke-7 M, setelah berakhirnya masa kerajaan Tarumanagara. Kerajaan penerus Tarumanagara ini berdiri selama sekitar 8 abad, dari tahun 669 M hingga tahun 1482 M. — Wilayah kekuasaannya pada awalnya hanya terdiri atas bagian wilayah Banten, Jakarta dan sebagian Jawa Barat bagian barat hingga perbatasan Sungai Citarum (karena pemisahan wilayah Galuh di bagian di timur), namun setelah menyatu kembali dengan Galuh wilayahnya kemudian meliputi seluruh bagian pulau Jawa bagian barat,  dari mulai Banten, Jakarta dan seluruh Jawa Barat hingga sebagian wilayah Jawa Tengah bagian barat dengan batas alam kali Pemali (Cipamali) Brebes dan sekitarnya. 
      
      SEJARAH AWAL BERDIRINYA KERAJAAN SUNDA  : Awalnya di jaman akhir Tarumanagara yang telah memudar menantu raja terakhir dari kerajaan Tarumanagara (menantu Maharaja Linggawarman), yang bernama Tarusbawa (yang berasal dari kawasan Sunda Sembawa) sebagai raja pengganti pada tahun 669 M merubah nama Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Perubahan nama ini mungkin dimaksudkan untuk membangkitkan suasana dan semangat baru dalam membangun negara, namun sangat disayangkan hal ini justru memicu perpecahan, karena kawasan Galuh di timur (dengan rajanya kala itu bernama Wretikandayun) yang tidak setuju akan hal tersebut lalu memisahkan diri. Namun hal ini tidak berlangsung selamanya, karena pada masa raja-raja selanjutnya terjadi penyatuan kembali; hingga mencapai puncak penyatuan pada masa raja Sri Baduga Maharaja di mana Sunda dan Galuh secara utuh menyatu kembali dalam satu negara kerajaan Sunda dengan nama baru yang lebih dikenal dengan sebutan Sunda Pajajaran. 

image_thumb26Peta wilyah kerajaan Sunda dan Galuh (dari Wikipedia)

        Tentang awal-mula kawasan yang disebut Sunda Naskah Wangsakerta pada bagian mengenai Jawadwipa (yang mungkin hal ini berkaitan erat dengan prasasti Pasir Muara Cibungbulang Bogor = Prasasti Juru Pangambat dari abad ke-6 M; serta dengan piagam tembaga Kebantenan  dari abad ke-15/16 M), disebutkan sebagai berikut, bahwa : Sebelumnya sebetulnya sudah ada nama Sunda, namun Sunda kala itu baru sebagai suatu kerajaan daerah di bawah kekuasaan Tarumanagara.  Kerajaan Tarumanagara sendiri mempunyai ibukota yang bernama Sundapura, yang letaknya mungkin di sekitar Bekasi atau di sekitar kawasan pesisir antara Jakarta dan Bekasi). — Di luar itu ada lagi yang disebut Sunda Sambawa atau Sunda Sembawa tempat asal Tarusbawa. Dengan adanya sebutan Sunda Sembawa ini lalu timbul suatu pertanyaan mendasar apakah Sunda Sembawa (= Sunda Awal) itu adalah nama lain dari Sundapura dalam sebutan di kemudian hari, ataukah kawasan khusus lainnya yang lebih tertuju kepada daerah pedalaman di sekitar Bogor tempat ditemukannya prasasti Juru Pangambat yang menyebut-nyebut nama Sunda, di mana kemudian kawasan tempat asal Tarusbawa dan leluhurnya tersebut (Sunda Sembawa) dijadikan  sebagai nama sekaligus pusat kerajaan Sunda. Untuk menjawab hal ini mungkin diperlukan kajian lain yang lebih mendalam, yang jelas kemudian pusat kerajaan Tarumanagara yang telah berubah menjadi Sunda beralih dari daerah pesisir di sekitar Bekasi ke daerah pedalaman di sekitar Bogor kini.       
      Nama Sunda sebagai nama kerajaan penerus Tarumanagara terus berlanjut hingga berdirinya Pajajaran atau secara lengkapnya disebut Kerajaan Sunda Pajajaran (pada abad ke 15/16); di mana orang Portugis pada awal abad ke-16 menyebut kerajaan tersebut dengan sebutan Sunda, atau dengan lidah mereka disebut Cumda (Regna da Cumda) atau Sonda.     
      Raja terakhir kerajaan Sunda adalah Susuktunggal (1382 – 1482 M). Setelah itu lalu berdirilah Pajajaran (Sunda Pajajaran) dengan raja pertamanya adalah Sri Baduga Maharaja (keponakan sekaligus menantu Susuktunggal), atau yang lebih dikenal di masyarakat banyak dengan julukan Prabu Siliwangi.

———————————————

RAJA-RAJA KERAJAAN SUNDA

       Selama berdiri kurang-lebih sekitar 8 abad (dari tahun 669 M hingga tahun 1482 M) kerajaan Sunda pernah dirajai oleh 34 orang Raja, yakni :

1. Tarusbawa

669 – 723 M

2. Sanjaya

723 – 732 M

3. Tamperan Barmawijaya

732 – 739 M

4. Rakeyan Banga

739 – 766 M

5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang

766 – 783 M

6. Prabu Gilingwesi

783 – 795 M

7. Pucukbumi Darmeswara

795 – 819 M

8. Rakeyan Wuwus Prabu Gajahkulon

819 – 891 M

9. Prabu Darmaraksa

891 – 895 M

10. Windusakti Prabu Dewageng

895 – 913 M

11. Prabu Pucukwesi

913 – 916 M

12. Rakeyan Jayagiri

916 – 942 M

13. Atmayadarma Hariwangsa

942 – 954 M

14. Limburkancana

954 – 964 M

15. Munding Ganawirya

964 – 973 M

16. Rakeyan Wulunggadung

973 – 989 M

17. Brajawisesa

989 – 1012 M

18. Dewa Sanghiyang

1012 – 1019 M

19. Sanghiyang Ageng

1019 – 1030 M

20. Sri Jayabupati

1030 – 1042 M

21. Darmaraja

1042 – 1065 M

22. Langlangbumi

1065 – 1155 M

23. Prabu Menakluhur

1155 – 1157 M

24. Darmakusuma

1157 – 1175 M

25. Darmasiksa

1175 – 1297 M

26. Ragasuci

1297 – 1303 M

27. Citraganda

1303 – 1311 M

28. Linggadewata

1311 – 1333 M

29. Linggawisesa

1333 – 1340 M

30. Ragamulya

1340 – 1350 M

31. Prabu Maharaja Linggabuana

1350 – 1357 M

32. Bunisora Suradipati

1357 – 1371 M

33. Niskala Wastukancana

1371 – 1475 M

34. Susuktunggal

1382 – 1482 M

    
     
Kaitan dengan ini selanjutnya lihat : Sejarah kerajaan-kerajaan  di kawasan Sunda atau Jawa Barat dan sekitarnya.

 

————————————————————————————————————————

 clip_image0021_thumb1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar