Rabu, 08 September 2010

SUNDA, Sebagai salahsatu kawasan biogeografi di Indonesia dan Dunia

————————————————————————————

clip_image002BERDASARKAN atas daerah penyebarannya secara endemik wilayah penyebaran (atau distribusi geografis) flora dan fauna di dunia ini dalam bidang ilmu biogeografi dibagi menjadi beberapa zona biogeografis, yaitu :  Suatu zona geografi yang berkaitan dengan biologi hewan dan tumbuhan dalam segi wilayah penyebarannya di dunia (dengan ciri-ciri tertentu secara spesifik).    
    Cara pembagian zona biogeografis ini untuk pertama kali dibuat oleh Wallace pada abad ke-19. Di mana Wallace dalam hal ini membagi dunia dalam beberapa wilayah biogerografis, yakni : Nearktik, Palaearktik, Etiopian, Oriental, Holoarktik, Australian dan Neotropikal. — Pada wilayah biogeografi Oriental (yang meliputi kawasan Indonesia dan sekitarnya/Asia Tenggara serta sebagian Asia Pasifik) terdapat kawasan Subzona-biogeografis yang disebut Sunda dan Sahul.     
    Subzona-biogeografis Sunda terdapat di kawasan  sekitar Indonesia bagian barat dan sebgaian Indonesia tengah serta Asia tenggara sebelah barat, yang tercakup dalam wilayah geologis Dangkalan Sunda; sementara Subzona-biogeografis Sahul terdapat di kawasan  Indonesia Timur serta Asia tenggara sebelah timur dan sebagian Asia-Pasifik, yang tercakup dalam wilayah geologis Dangkalan Sahul, yang di antara keduanya dibatasi oleh Garis Wallace (Selain Garis Wallace secara lebih detil dalam ruang mikro antara subzona Sunda dan Sahul itu sebenarnya juga terdapat Garis Weber dan Garis Lydekker).image

image

image_thumb6

     Kaitannya dengan ini dalam istilah sebutan bahasa Inggris (yang seringkali juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) mungkin kita sering menemukan nama Sunda disebut-sebut dalam berbagai jenis hewan dan tumbuhan dari sekitar kawasan biogeografi ini, dengan sebutan seperti : Sambar Sunda (Cervus timorensis), Sunda scops-owl, Sundaland tiger atau Sundaland Clouded Leopard (Neofeis diardi), dan sebagainya. 
clip_image00211_thumb

 

 

 

Sambar Sunda (Cervus timorensis)

 

 

image_thumb34 

 

 

Sunda scops-owl

 

 

 clip_image002

 

Sundaland Clouded Leopard (Neofeis diardi)  

 

 

————————————————————————————

SITUS DAN PUSTAKA SUMBER RUJUKAN (REFERENSI)  

1.

http://en.wikipedia.org/wiki/Sunda_Shelf

2.

http://en.wikipedia.org/wiki/Sahul_Shelf

———————————————

clip_image0021_thumb1

Senin, 02 Agustus 2010

SUNDA, sebagai suatu kawasan geologis di Indonesia

—————————————————————————————————————————

clip_image002DI LUAR hal etniologi, dalam bidang geologi nama-sebutan Sunda secara luas (di dunia internasional) digunakan sebagai nama salahsatu lempeng benua (plat), dangkalan atau paparan (trog), palung laut (trench) dan juga busur vulkanik (arc), yang disebut sebagai Lempeng Sunda (Sunda Plat), Dangkalan Sunda (Sunda shelf), Palung Sunda (Sunda Trench), dan Busur Sunda (Sunda Arc).

 

I. LEMPENG SUNDA (SUNDA PLAT)

      Lempeng Sunda (Sunda Plat) adalah suatu lempeng tektonik (plat) di sekitar kawasan Asia Tenggara yang dianggap sebagai bagian dari Lempeng Eurasia. Lempeng tektonik ini meliputi wilayah Laut Cina Selatan, Laut Andaman, bagian selatan Vietnam, Thailand, Malaysia, pulau-pulau pada  kepulauan Sunda Besar di Indonesia (Kalimantan, Sumatra, Jawa, serta Sulawesi)  serta bagian barat daya kepulauan Filipina, Palawan dan Kepulauan Sulu.   
       Batas-batas Lempeng Sunda : Di bagian timur berbatasan dengan Sabuk Bergerak Filipina, Zona Tumbukan Laut Maluku, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Banda dan Lempeng Timor; di selatan dan barat dengan Lempeng Australia; dan diutara dengan Lempeng Burma, Lempeng Eurasia; serta Lempeng Yangtze.     
     Batas-batas Lempeng Sunda di bagian timur, selatan dan barat secara tektonik terbilang rumit (kompleks) serta secara seismik senantiasa aktif. Hanya batas bagian utara saja yang boleh dikatakan relatif diam.image

Peta Lempeng Sunda dan lempeng-lempeng di sekitarnya

 ———————————————

   

II. DANGKALAN SUNDA (SUNDA SHELF)

      Dangkalan Sunda atau Paparan Sunda (Sunda shelf), adalah suatu dangkalan atau paparan (shelf) di kawasan Indonesia barat; meliputi Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan pulau-pulau serta dasar laut transgresi di kawasan Laut Jawa, Laut Natuna, bagian selatan Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Sebelum Zaman Pleistosen dangkalan ini menjadi satu kesatuan dengan benua Asia. — Pada masa lampau (zaman glasial) dangkalan Sunda terbentang luas dari Barat ke Timur antara Lembah Brahmanadapura (di Myanmar) hingga Maluku (di Indonesia Timur) sekarang.     
    Batas-Batas Dangkalan Sunda : Batas alam wilayah Dangkalan Sunda di sebelah timur yaitu “Garis Wallace”, garis yang melintang mulai dari perairan Timur Pulau Mindanau (Filipina) terus ke laut Sulawesi, Selat Makasar, Selat Lombok dan berakhir di Samudera Indonesia. Laut-laut transgresi di wilayah Dangkalan Sunda berkedalaman rata-rata 200 m.       
     Di samping Dangkalan Sunda di bagian timurnya terdapat yang disebut sebagai  Dangkalan sahul (Sahul shelf) yaitu dangkalan laut yang berada di antara Papua dan kepulauan Aru Indonesia Timur yang pada zaman Diluvium bersatu dengan Australia sehingga ada persamaan antara Indonesia kawasan timur dengan Australia.       
      Dengan adanya dangkalan (yang berupa daratan penghubung) ini maka pada jaman es terahir sekitar 10.000 tahun SM (sebelum Zaman Pleistosen) benua Asia tersambung menjadi satu kesatuan dengan kepulauan di Nusantara bagian barat, sehingga memungkinkan fauna dan flora dari daratan Asia (seperti gajah, badak, tapir, harimau dan sebagainya, temasuk berbagai tumbuh khas Asia) dapat tersebar ke kawasan  Indonesia bagian barat, begitu pula sebaliknya. Sementara di bagian timur Indonesia, dengan adanya daratan Sahul yang menghubungkan Pulau Papua dan sekitarnya dengan benua Australia memungkinkan fauna dan flora Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah antara dangkalan Sunda dan Sahul terdapat pulau-pulau yang terpisah dari kedua benua tersebut (sehingga di kawasan ini hingga kini terdapat flora dan fauna endemik yang cukup unik).

       Sebagai suatu catatan tambahan : Jawa Barat dan sekitarnya sebagai suatu bagian dari Pulau Jawa, dalam sejarah alam geologi diperkirakan baru ada/muncul di permukaan bumi dari semenjak zaman akhir Miosen, dalam kala Tertier.

image

image

Garis batas antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul secara lebih detil di mana di dalamnya tedapat subzona biogeografis yang dibatasi oleh 3 garis pembatas, yakni Garis Wallace, Garis Weber dan Lydekker.

———————————————

 
III. PALUNG SUNDA (SUNDA TRENCH)

       Palung Sunda (Sunda trench) adalah suatu palung laut (Oceanic trench) yang terdapat di sekitar kawasan Dangkalan Sunda; atau berdasarkan atas wilayahkawasannya disebut pula sebagai Palung Jawa (Java Trench) dan Palung Sumatera. Letaknya di bagian timur laut Samudera Hindia, panjangnya sekitar 2.600 kilometer (8.500.000 ft) dengan kedalaman maksimum 7.725 meter (25.344 ft; bagian terdalam terletak pada 10°19' LS, 109°58'BT, yaitu sekitar 320 km selatan Yogyakarta). Palung laut ini tercatat sebagai palung laut kedua terdalam di Samudera Hindia, setelah Palung Diamantina (dengan kedalaman sekitar 8.047 meter).      
    Secara luas wilayah Palung Sunda membentang dari Kepulauan Sunda Kecil,  Jawa masa lalu, sekitar pantai selatan Sumatera ke pulau Andaman, sekitar 300 km lepas pantai Jawa dan Sumatra; bentuk-bentuk batas antara Lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, lebih spesifik, Lempeng Sunda (Sunda Plate), merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) dan cincin dari parit laut di sekitar tepi utara Lempeng Australia (Australian Plate).       
    Menurut pengamatan sejumlah ahli gempa terdapat bukti ilmiah tentang aktivitas kegempaan bumi di daerah Palung Sunda/Palung Jawa bisa menimbulkan pergeseran lebih lanjut yang kemungkinan dapat menimbulkan bencana tsunami dalam waktu relatif singkat, mungkin kurang dari satu dekade (seperti yang terjadi di Aceh serta Pangandaran dan sekitarnya pada beberapa waktu yang lalu). Dengan adanya kemungkinan ancaman seperti ini lalu menghasilkan kesepakatan internasional untuk mendirikan Sistem Peringatan Dini Tsunami (Tsunami Early Warning System = TEWS) di sepanjang pantai Samudra Hindia.

image_thumb21

———————————————

 

D. BUSUR SUNDA (SUNDA ARC)

     Busur Sunda (Sunda Arc) adalah suatu busur vulkanik (volcanic arc) atau celah vulkanik yang membuat adanya pulau Sumatera, Jawa, selat Sunda dan kepulauan Nusa Tenggara. Pada busur vulkanik ini terwujud suatu  rangkaian/rantai gunung berapi yang membentuk punggung topografi di pulau-pulau bersangkutan. Celah tersebut menjadi batas konvergen aktif antara lempengan Eurasia Timur dengan lempengan India dan lempengan Australia.      
    Busur Sunda termasuk tempat dari gunung berapi yang paling berbahaya di dunia (dengan banyaknya aktifitas vulkanologi). Contoh letusan gunung Tambora di pulau Sumbawa yang cukup besar. Di zona ini pula dalam sejarah geologi pernah meletus suatu gunung berapi di Sumatera Utara sehingga membentuk danau Toba yang diperkirakan termasuk letusan terbesar dalam sejarah purba kegunung-apian. Lalu juga letusan Gunung Krakatau (pada tahun 1883) yang tak kalah dahsyatnya dengan suara letusan terbesar dan terjauh dalam sejarah, sehingga dapat terdengar sampai sejauh kira-kira 5.000 km (3.000 mil) dari pusat letusan dengan menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang cukup banyak kala itu.

     Catatan : Busur Sunda (Sunda Arc) dikatakan termasuk suatu contoh klasik dari busur vulkanik (busur pulau gunung berapi), di mana semua unsur fitur geodinamiknya dapat diidentifikasi secara seksama.

image Gunung berapi di Busur Sunda, dari Kepulauan Nusa Tenggara ke Sumatera utara.     

—————————————————————————————————————————

SITUS SUMBER DASAR YANG TERKAIT DENGAN HAL INI :  

1.

http://id.wikipedia.org/wiki/Lempeng_Sunda

2.

http://id.wikipedia.org/wiki/Dangkalan_sunda_dan_dangkalan_sahul

3.

http://id.wikipedia.org/wiki/Palung_Jawa

4.

http://id.wikipedia.org/wiki/Busur_Sunda

5.

http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=3&an=2 (BPPT) – Khusus tentang sistem peringatan dini Tsunami, pada: http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=3&an=2 

———————————————

clip_image0021_thumb1

Kamis, 01 Juli 2010

SUNDA, sebagai nama kelompok kepulauan di Indonesia

————————————————————————————

clip_image0021_thumb8SEBAGAI nama kepulauan sebutan Kepulauan Sunda atau Sunda Islands  untuk menyebut Kepulauan Nusantara secara mendasar sudah lama digunakan oleh orang dari luar, terutama oleh orang-orang dari Eropa. Hal ini setidaknya telah berlangsung dari sejak pertama kedatangan bangsa Eropa (khususnya Portugis dan Belanda) ke Nusantara pada sekitar abad 15–16 M. Kemudian pada sejumlah peta dari Barat (Europe) dan Amerika serikat (USA) hal ini terus digunakan hingga kini; Misal pada peta dunia (atlas internasional) The Hammond World Atlas terbitan Time (United States of America, 1980), nama SUNDA ISLANDS dicantumkan dengan huruf besar.  
       
Di samping itu seperti pembagian dari masa silam, kelompok kepulauan ini dalam bahasa Inggris masih tetap dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni Greater Sunda atau Kepulauan Sunda Besar (berupa kumpulan pulau-pulau besar di Indonesia bagian Barat dan tengah yang terdiri atas pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi), dan Lesser Sunda atau Kepulauan Sunda Kecil (berupa kumpulan pulau-pulau kecil di Indonesia bagian Barat dan tengah yang terdiri atas pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor). Perubahan dari Sunda Kecil menjadi Nusatenggara dilakukan oleh Muhammad Yamin pada masa Ia menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan (sekitar tahun 1950-an), berbarengan dengan penggantian nama Pulau Flores (dari bahasa Portugis) menjadi Pulau Bunga, namun nama ini tidak populer. 

      Jauh sebelum orang Portugis dan Belanda menyebut kawasan Nusantara ini dengan sebutan Kepulauan Sunda (pada sekitar abad ke-15–16 M), Ptolemaeus (geografer Yunani dari Alexandria Mesir) pada sekitar abad ke-2 M dalam peta klasiknya Geographike Hyphegesis selain menyebut Iabadiu (untuk Pulau Jawa) Ia pun menyebutkan adanya pulau-pulau yang disebut sebagai Sunda (di kawasan yang kemudian dikenal sebagai Nusantara). Mungkin berdasarkan hal inilah makanya orang Portugis dan Belanda kemudian untuk pertama kali menyebutnya dengan  sebutan SUNDA.

CATATAN TENTANG BEBERAPA DEFINISI YANG DISEBUT SEBAGAI  KEPULAUAN SUNDA (SUNDA ISLANDS) DARI      BERBAGAI SUMBER :

     Pada Answer.com http://www.answers.com/topic/sunda-strait — disebutkan Sunda Islands : Group of islands of the western Malay Archipelago between the South China Sea and the Indian Ocean. The Greater Sunda Islands include Sumatra, Borneo, Java, and Sulawesi; the Lesser Sunda Islands lie east of Java and extend from Bali to Timor. Sumatra and Java are separated by the Sunda Strait, a narrow channel linking the Indian Ocean with the Java Sea.    
    Pada Britanica Concise Encyclopedia http://www.britannica.com/EBchecked/topic/573753/Sunda-Islands— disebutkan Sunda Islands : Archipelago extending from the Malay Peninsula to the Moluccas. The islands make up most of the land area of Indonesia, with only northern and northwestern Borneo and the eastern portion of Timor not under Indonesian political control. They include the Greater Sunda Islands (Sumatra, Java, Borneo, Sulawesi, and adjacent smaller islands) and the Lesser Sunda Islands (Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, Alor, and adjacent smaller islands). Most of the islands are part of a geologically unstable and volcanically active island arc. Malay cultures and languages predominate in the area.    
     Pada Columbia Encyclopedia http://www.answers.com/library/Columbia+Encyclopedia-cid-2191888— disebutkan Sunda Islands (sŭn'da) : Mainly in Indonesia, between the South China Sea and the Indian Ocean, comprising the western part of the Malay Archipelago. It includes two main groups: the Greater Sunda Islands, to which belong the largest islands of Borneo, Sumatra, Java, and Sulawesi; and the Lesser Sundas, which lie E of Java and include Sumbawa, Flores, Timor, and Sumba (the largest islands). Bali and Lombok, although smaller, are the most important of the Lesser Sundas. The Lesser Sundas, which were renamed Nusa Tenggara [southeastern islands] in 1954, form two provinces within Indonesia. Malaysia, Brunei, and East Timor are the other nations wholly or partially in the Sunda Islands. The Sunda Strait, 20 to 65 mi (32-100 km) wide, between Java and Sumatra, connects the Java Sea with the Indian Ocean.


Tentang kepulauan di Indonesia lihat List of islands of Indonesia pada : http://en.wikipedia.org/wiki/Islands_of_Indonesia

————————————————————————————

  clip_image0021_thumb1

Selasa, 01 Juni 2010

SUNDA, sebagai nama gunung

—————————————————————————————————————————

clip_image002 SELAIN digunakan sebagai nama selat (juga dangkalan dan palung laut) nama sebutan SUNDA pun di antaranya digunakan sebagai nama gunung, yaitu Gunung Sunda. Gunung Sunda (1.854 m dpl) termasuk salahsatu gunung api di kawasan Bandung utara (Jawa Barat; di sebelah Barat Gunung Tangkuban Parahu atau di sebelah Barat Daya kota Bandung), di mana bersama dengan Gunung Tangkubanparahu dan Gunung Burangrang termasuk sebagai sisa-sisa dari Gunung Sunda purba raksasaclip_image001_thumb4 yang pernah meletus pada zaman prasejarah dulu, yang karena letusannya mengakibatkan terbentuknya kaldera Sunda dan juga karena sumbatan dari lavanya yang membendung sungai Citarum (di sekitar kawasan Sangiang Tikoro)  kemudian membentuk Danau Bandung purba pada daerah cekungan Bandung dalam masa ratusan ribu tahun yang lalu (pada masa ??).      
     
Sebuah legenda Sunda terkenal yang berkaitan dengan hal ini adalah legenda Sangkuriang.

—————————————————————————————————————————

   clip_image0021_thumb15

Sabtu, 08 Mei 2010

SUNDA, sebagai nama selat

————————————————————————————

clip_image0025_thumb6SELAT SUNDA atau Sunda Strait, adalah nama selat di antara P. Jawa dan P. Sumatera. Dalam bahasa Sunda sendiri dulu sering disebut pula sebagai Gupitan Sunda. — Sebelum Banten berpisah dengan Jawa Barat kawasan ini merupakan batas alam paling barat dari Provinsi Jawa Barat. Kini menjadi batas paling barat dari Provinsi Banten yang berseberangan dengan Provinsi Lampung.      
      Di kawasan ini terdapat sejumlah pulau kecil yang menjadi milik Banten (dulu Jawa Barat), seperti Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Sangiang, dsbnya (begitu pula di bagian Lampung, seperti P. Sebesi, P. Sebuku, dan P. Legundi).  SDwebagi sdaya tarik khusus  di kawasan selat ini terdapat gunung api laut yang sangat terkenal di dunia clip_image002_thumb7

yaitu Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata dalam sebutan bahasa Sunda) yang menjadi bagian dari Provinsi image_thumb11Lampung.

          
     Jembatan laut selat Sunda : Bagaimana pentingnya selat ini dalam perhubungan laut dunia mungkin sudah diketahui oleh masyarakat internasional. — Untuk meningkatkan kelancaran transfortasi ada rencana pembangunan jembatan selat Sunda yang menghubungkan antara Banten dengan Lampung, atau antara image_thumb2Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera (seperti jembatan laut Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Madura, atau antara Pulau Jawa dengan Pulau Madura), namun hal ini entah kapan pelaksaannya.  Bila terlaksana jembatan laut Selat Sunda ini konon akan menjadi jembatan laut terpanjang di dunia (di mana rencananya akan berada pada ketinggian 70 meter di atas permukaan laut, dan melewati tiga pulau-pulau kecil di selat itu, yaitu P. Prajurit, P. Ular, dan P. Sangiang, dengan panjang sekitar 29 km).

—————————————————————————————————————————

  clip_image0021_thumb1

Kamis, 01 April 2010

SUNDA, sebagai nama organisasi kemasyarakatan dan hal yang berkaitan dengan kegiatan sosial-budaya lainnya

—————————————————————————————————————————

clip_image002NAMA SEBUTAN SUNDA dengan daya-tarik/daya-pesona dan daya-ikatnya tersendiri tak jarang digunakan untuk menamai suatu organisasi atau wadah kegiatan tertentu (termasuk pada situs internet); baik menggunakan nama-sebutan Sunda itu secara nyata atau tidak (seperti pada SundaNet, dan ngariung.com), serta baik yang bersifat sosial non-komersial maupun yang bersifat komersial.      
     Dalam hal ini nama sebutan Sunda tersebut beperan atau berfungsi sebagai dasar identitas untuk pengikat suatu wadah perhimpunan yang dibentuk dengan tujuan tertentu; baik berupa ikatan-ikatan, perkumpulan atau asosiasi dan juga badan atau lembaga yang berkaitan dengan asal-usul etnis dan daerah dari kawasan Sunda.   
     Ditinjau dari sisi lain nama-sebutan dengan daya-tarik khusus ini mungkin juga dipakai sebagai semacam “image brand” untuk pemikat atau penarik hati, baik secara komersil (dalam merek dagang suatu produk niaga) maupun non-komersil (sebagai identitas bagi suatu organisasi/badan atau lembaga sosial-budaya dan sebagainya).   
     Dalam organisasi yang bersifat non-komersial nama sebutan Sunda misalnya digunakan dalam nama Paguyuban Pasundan, Pakumpulan Wargi Sunda, dsbnya.  Sementara yang bersifat komersial misalnya digunakan dalam sejumlah nama atau merek suatu perusahaan dan produk niaga/dagangan tertentu, seperti rumah makan (restoran), hotel,  jenis makanan, pakaian, dan sebagainya, terutama di lingkungan lokal, regional dan nasional (di setiap kota sekitar Sunda dan Nusantara/Indonesia), dan bahkan mungkin juga secara internasional di luar negeri (seperti di Amerika Serikat misalnya terdapat sebuah restoran yang menggunakan nama SUNDA).

       Untuk melihat bagaimana nama sebutan Sunda tersebut digunakan (dalam hal ini khususnya pada organisasi yang bersifat non-komersial) baiklah kita rinci beberapa di antaranya, dengan pengelompokan sebagai berikut :

I.

Organisasi Sunda/Kesundaan di kawasan Tatar Sunda sendiri :

 

1.

Paguyuban Pasundan — Alamat :

 

2.

Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) — Alamat :

 

3.

Paguyuban

   

II.

Organisasi Sunda/Kesundaan di luar kawasan Tatar Sunda :

 

A.

Di luar daerah di Indonesia (dalam negeri) :

   

1.

Wargi Sunda Medan (di Medan Sumatera Utara)

   

2.

Paguyuban Urang Sunda (Pusunda) di Bali

 

B.

Di luar negeri (luar Indonesia) :

   

1.

Paguyuban Sunda Australia

   

2.

Paguyuban

      Seperti disebutkan di atas termasuk pula ke dalam kelompok ini adalah komunitas orang Sunda atau organisasi kesundaan dalam jaringan internet, berupa situs-situs yang bertalian dengan Sunda dan orang Sunda, baik yang menggunakan bahasa Sunda maupun bahasa lainnya di luar Sunda (Indonesia, Inggris, dsbnya), serta baik yang secara nyata menggunakan nama Sunda atau tidak.       
   BEBERAPA SITUS SUNDA/KESUNDAAN DI INTERNET : Jumlah situs Sunda atau Kesundaan di Internet sangat banyak, di antaranya saja (yang bersifat non-komersil) seperti :

1.

http://www.sundanet.com/ (SundaNet)

2.

http://urangsundanet.wordpress.com (KUSNet)

3.

http://ppss.or.id  (Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda)

4.

http://rumahbacabukusunda.blogspot.com (Rumah Baca Buku Sunda)

5.

http://pasundanboleh.wordpress.com (Sunda Blog)

6.

http://baraya-sunda.grouply.com

7.

http://ngariung.com, dsbnya.

 

—————————————————————————————————————————

 

  clip_image0021_thumb1

Senin, 01 Maret 2010

SUNDA, sebagai nama Kerajaan zaman dahulu di Jawa Barat dan sekitarnya

————————————————————————————————————————

clip_image0027_thumb10PADA masa lalu, jauh sebelum adanya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Nusantara ini berdiri sejumlah negara kerajaan independen yang tersebar di berbagai daerah dari barat hingga timur; termasuk di kawasan Sunda (Jawa Barat dan sekitarnya). Di kawasan ini pada zaman dahulu (dari sekitar abad ke-2 M hingga abad ke-19 M) pernah berdiri beberapa kerajaan besar, seperti  Salakanagara, Tarumanagara, Sunda, Galuh, Pajajaran atau Sunda-Pajajaran, Sumedanglarang, serta Kesultanan Cirebon dan Banten.      
       Sunda sebagai nama kerajaan di Jawa Barat dan sekitarnya pada zaman dahulu muncul pada sekitar pertengahan abad ke-7 M, setelah berakhirnya masa kerajaan Tarumanagara. Kerajaan penerus Tarumanagara ini berdiri selama sekitar 8 abad, dari tahun 669 M hingga tahun 1482 M. — Wilayah kekuasaannya pada awalnya hanya terdiri atas bagian wilayah Banten, Jakarta dan sebagian Jawa Barat bagian barat hingga perbatasan Sungai Citarum (karena pemisahan wilayah Galuh di bagian di timur), namun setelah menyatu kembali dengan Galuh wilayahnya kemudian meliputi seluruh bagian pulau Jawa bagian barat,  dari mulai Banten, Jakarta dan seluruh Jawa Barat hingga sebagian wilayah Jawa Tengah bagian barat dengan batas alam kali Pemali (Cipamali) Brebes dan sekitarnya. 
      
      SEJARAH AWAL BERDIRINYA KERAJAAN SUNDA  : Awalnya di jaman akhir Tarumanagara yang telah memudar menantu raja terakhir dari kerajaan Tarumanagara (menantu Maharaja Linggawarman), yang bernama Tarusbawa (yang berasal dari kawasan Sunda Sembawa) sebagai raja pengganti pada tahun 669 M merubah nama Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Perubahan nama ini mungkin dimaksudkan untuk membangkitkan suasana dan semangat baru dalam membangun negara, namun sangat disayangkan hal ini justru memicu perpecahan, karena kawasan Galuh di timur (dengan rajanya kala itu bernama Wretikandayun) yang tidak setuju akan hal tersebut lalu memisahkan diri. Namun hal ini tidak berlangsung selamanya, karena pada masa raja-raja selanjutnya terjadi penyatuan kembali; hingga mencapai puncak penyatuan pada masa raja Sri Baduga Maharaja di mana Sunda dan Galuh secara utuh menyatu kembali dalam satu negara kerajaan Sunda dengan nama baru yang lebih dikenal dengan sebutan Sunda Pajajaran. 

image_thumb26Peta wilyah kerajaan Sunda dan Galuh (dari Wikipedia)

        Tentang awal-mula kawasan yang disebut Sunda Naskah Wangsakerta pada bagian mengenai Jawadwipa (yang mungkin hal ini berkaitan erat dengan prasasti Pasir Muara Cibungbulang Bogor = Prasasti Juru Pangambat dari abad ke-6 M; serta dengan piagam tembaga Kebantenan  dari abad ke-15/16 M), disebutkan sebagai berikut, bahwa : Sebelumnya sebetulnya sudah ada nama Sunda, namun Sunda kala itu baru sebagai suatu kerajaan daerah di bawah kekuasaan Tarumanagara.  Kerajaan Tarumanagara sendiri mempunyai ibukota yang bernama Sundapura, yang letaknya mungkin di sekitar Bekasi atau di sekitar kawasan pesisir antara Jakarta dan Bekasi). — Di luar itu ada lagi yang disebut Sunda Sambawa atau Sunda Sembawa tempat asal Tarusbawa. Dengan adanya sebutan Sunda Sembawa ini lalu timbul suatu pertanyaan mendasar apakah Sunda Sembawa (= Sunda Awal) itu adalah nama lain dari Sundapura dalam sebutan di kemudian hari, ataukah kawasan khusus lainnya yang lebih tertuju kepada daerah pedalaman di sekitar Bogor tempat ditemukannya prasasti Juru Pangambat yang menyebut-nyebut nama Sunda, di mana kemudian kawasan tempat asal Tarusbawa dan leluhurnya tersebut (Sunda Sembawa) dijadikan  sebagai nama sekaligus pusat kerajaan Sunda. Untuk menjawab hal ini mungkin diperlukan kajian lain yang lebih mendalam, yang jelas kemudian pusat kerajaan Tarumanagara yang telah berubah menjadi Sunda beralih dari daerah pesisir di sekitar Bekasi ke daerah pedalaman di sekitar Bogor kini.       
      Nama Sunda sebagai nama kerajaan penerus Tarumanagara terus berlanjut hingga berdirinya Pajajaran atau secara lengkapnya disebut Kerajaan Sunda Pajajaran (pada abad ke 15/16); di mana orang Portugis pada awal abad ke-16 menyebut kerajaan tersebut dengan sebutan Sunda, atau dengan lidah mereka disebut Cumda (Regna da Cumda) atau Sonda.     
      Raja terakhir kerajaan Sunda adalah Susuktunggal (1382 – 1482 M). Setelah itu lalu berdirilah Pajajaran (Sunda Pajajaran) dengan raja pertamanya adalah Sri Baduga Maharaja (keponakan sekaligus menantu Susuktunggal), atau yang lebih dikenal di masyarakat banyak dengan julukan Prabu Siliwangi.

———————————————

RAJA-RAJA KERAJAAN SUNDA

       Selama berdiri kurang-lebih sekitar 8 abad (dari tahun 669 M hingga tahun 1482 M) kerajaan Sunda pernah dirajai oleh 34 orang Raja, yakni :

1. Tarusbawa

669 – 723 M

2. Sanjaya

723 – 732 M

3. Tamperan Barmawijaya

732 – 739 M

4. Rakeyan Banga

739 – 766 M

5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang

766 – 783 M

6. Prabu Gilingwesi

783 – 795 M

7. Pucukbumi Darmeswara

795 – 819 M

8. Rakeyan Wuwus Prabu Gajahkulon

819 – 891 M

9. Prabu Darmaraksa

891 – 895 M

10. Windusakti Prabu Dewageng

895 – 913 M

11. Prabu Pucukwesi

913 – 916 M

12. Rakeyan Jayagiri

916 – 942 M

13. Atmayadarma Hariwangsa

942 – 954 M

14. Limburkancana

954 – 964 M

15. Munding Ganawirya

964 – 973 M

16. Rakeyan Wulunggadung

973 – 989 M

17. Brajawisesa

989 – 1012 M

18. Dewa Sanghiyang

1012 – 1019 M

19. Sanghiyang Ageng

1019 – 1030 M

20. Sri Jayabupati

1030 – 1042 M

21. Darmaraja

1042 – 1065 M

22. Langlangbumi

1065 – 1155 M

23. Prabu Menakluhur

1155 – 1157 M

24. Darmakusuma

1157 – 1175 M

25. Darmasiksa

1175 – 1297 M

26. Ragasuci

1297 – 1303 M

27. Citraganda

1303 – 1311 M

28. Linggadewata

1311 – 1333 M

29. Linggawisesa

1333 – 1340 M

30. Ragamulya

1340 – 1350 M

31. Prabu Maharaja Linggabuana

1350 – 1357 M

32. Bunisora Suradipati

1357 – 1371 M

33. Niskala Wastukancana

1371 – 1475 M

34. Susuktunggal

1382 – 1482 M

    
     
Kaitan dengan ini selanjutnya lihat : Sejarah kerajaan-kerajaan  di kawasan Sunda atau Jawa Barat dan sekitarnya.

 

————————————————————————————————————————

 clip_image0021_thumb1

Senin, 15 Februari 2010

SUNDA, sebagai subyek budaya yang dimiliki oleh orang Sunda

—————————————————————————————————————————

clip_image002SEBAGAIMANA kita ketahui budaya (culture) itu mencakup banyak unsur bagian atau aspek (di mana di dalamnya termasuk bahasa/budaya bahasa, seni, ilmu pengetahuan & teknologi, religi/agama & kepercayaan, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, dsbnya. Dengan demikian manakala kita berbicara tentang budaya Sunda (culture of Sundanese, budaya yang dimiliki oleh orang Sunda) secara keseluruhan maka hal ini secara mendasar akan menyangkut unsur-unsur seperti di bawah ini :

1. Bahasa Sunda
2. Agama atau kepercayaan religius orang Sunda
3. Organisasi sosial (termasuk di dalamnya lembaga adat-istiadat dan sistem perikehidupan masyarakat) Sunda
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi tradisional Sunda
5. Mata pencaharian orang Sunda
6. Seni Sunda, dan juga
7. Peralatan hidup tradisional Sunda

       Untuk mengetahui lebih lanjut tentang aspek-aspek budaya yang cukup luas dan kompleks ini, selajutnya dapat anda baca pada masing-masing artikel yang bersangkutan.

       Suatu hal yang perlu dicatat, pembicaraan tentang budaya Sunda ini secara menyeluruh tidak terlepas dari budaya Nusantara atau budaya Indonesia, di mana seperti kita ketahui di kawasan Indonesia/Nusantara ini ada  banyak sekali budaya daerah sesuai dengan banyaknya sukubangsa yang terdapat di dalamnya. Untuk sedikit mengenal tentang hal ini (selain tentang Sunda) selanjutnya dapat pada tentang etnik-etnik yang ada di Indonesia, di antaranya dapat anda simak sebagian kecilnya pada WidyaNusantara,blogsdpot,com.

———————————————

CATATAN BEBERAPA SITUS YANG BERKAITAN DENGAN BUDAYA SUNDA

1.

http://kalakayjasinga.blogspot.com

2.

http://erwin77.blogspot.com

—————————————————————————————————————————

 

clip_image002_thumb12

Senin, 01 Februari 2010

SUNDA, Sebagai suatu kawasan etno-geografis

—————————————————————————————————————————

clip_image0025_thumb6SEBAGAI suatu wilayah etno-geografis yang disebut SUNDA itu adalah wilayah geografis kesukubangsaan (etnologis) di mana orang Sunda berada dan berasal secara turun-termurun dari dulu hingga kini. Dalam sebutan lokal lingkungan wilayah tempat asal dan tempat beradanya orang Sunda ini biasa disebut sebagai Tanah Sunda, Tatar Sunda atau Pasundan (yang secara harfiah dapat diartikan sebagai Sundaland). — Walaupun tidak mencakup seluruhnya (selain pada zaman dahulu) nama ini secara akrab setidaknya sekarang masih digunakan di Jawa Barat (West Java) sebagai tempat utama orang Sunda (dengan ini maka Kita mendapat suatu gambaran dasar bahwa Jawa Barat identik dengan pusat utama dari Sunda secara etno-geografis). Suatu catatan tambahan : Di dalam bahasa Sunda Hal yang berkaitan dengan Sunda secara umum biasa disebut sebagai Kasundaan (= Kesundaan, Inds). Sementara sifat keadaan sesuatu yang cenderung bernuansa Sunda atau berkarakter Sunda sebagaimana layaknya disebut sebagai Nyunda
      Dilihat dari segi wilayahnya, berdasarkan atas di mana orang Sunda itu berada secara turun-temurun sebagai penduduk aslinya atau sebagai pribuminya, wilayah etno-geografis Sunda itu secara luas meliputi wilayah : Jawa Barat, Banten, Jakarta dan  Sebagian Jawa Tengah bagian barat.
Membentang dari Ujungkulon di sebelah barat (yang termasuk Provinsi Banten) hingga Brebes, Cilacap dan sekitarnya di Jawa Tengah bagian barat. Dulu bahkan wilayahnya lebih luas lagi selain hingga Brebes dengan batas alam Kali Pemali (Cipamali) juga pernah sampai Purwalingga (Purbalingga) dengan batas alam Kali Serayu (Cisarayu); mencakup sebagian besar wilayah Jawa Tengah bagian barat di mana saat ini biasa digunakan bahasa Jawa berdialek vokal A (termasuk di dalamnya Purblingga, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Cilacap, Kebumen, Banyumas, Purwokerto, Brebes dan sebagainya. Pada  zaman dahulu wilayah Sunda itu malah diperkirakan hingga pegunungan Dieng di mana Kali serayu/Cisarayu berhulu).  
      Wilayah Sunda di lingkungan Jawa Barat dulu biasa disebut sebagai Parahiyangan atau Parahiangan (Sunda Parahiyangan), sementara bagian kawasan Sunda Parahiyangan di wilayah Jawa Tengah bagian barat (yang kini berbahasa Jawa dengan dialek vokal  A tersebut) pada masa silam biasa disebut sebagai kawasan Parahiyangan Blang Wetan (= Parahiangan Kawasan Timur), di mana daerah perbatasannya (antar Jawa dan Sunda dengan bahasa yang telah berbaur berupa Sunda-Kajawan = Sunda Jawareh) biasa disebut sebagai Jawa Pawatan

KAWASAN ETNO-GEOGRAFIS SUNDA BERDASARKAN ATAS LOKASI PROVINSINYA
      
Berdasarkan atas keberadaanya yang tersebar pada beberapa provinsi yang berlainan, maka pada garis besarnya wilayah etnogeografis Sunda ini dapat dibagi menjadi 4 kawasan, yakni : Sunda Jawa Barat, Sunda Banten, Sunda Jakarta dan Sunda Jawa Tengah.

1.

Sunda Jawa Barat atau dapat juga disebut sebagai Sunda Parahiangan,  wilayah orang dan budaya Sunda yang terdapat di sebagian besar kawasan Provinsi Jawa Barat yang dahulu disebut juga sebagai Parahiangan (sebagian besar berbahasa Sunda kecuali di sebagian wilayah Cirebon dan Indramayu yang berbahasa Jawa Cirebon dan Jawa Indramayu yang menggunakan bahasa Jawa berdialek vokal A; serta  di sebagian wilayah Depok dan Bekasi yang berbahasa Melayu Betawi yang berdialek vokal É).

2.

Sunda Banten, wilayah, orang dan budaya Sunda yang terdapat di sebagian besar kawasan Provinsi Banten (mayoritas berbahasa Sunda, kecuali di sebagian wilayah Serang bagian utara di mana di sini selain terdapat bahasa Sunda-Banten juga terdapat bahasa Jawa-Banten yang berdialek vokal Eu).  Sebagai suatu sub-bahasa di kawasan selatan wilayah ini yaitu di Baduy terdapat bahasa Sunda Baduy.

3.

Sunda Jakarta atau Sunda Sundakalapa, wilayah, orang dan budaya Sunda yang terdapat di sebagian kecil pinggiran kawasan Provinsi DKI Jakarta masa kini dan sebagian besar Sunda Kalapa tempo dulu, di mana secara rekontruktif historis di sini dulu pernah ada orang dan bahasa Sunda Kalapa yang lalu punah pada kemudian hari digantikan oleh orang dan bahasa Melayu Betawi yang berdialek É. Bahasa bukan Sunda ini terdapat pula di sebagian kawasan Depok dan Bekasi Jawa Barat.

4.

Sunda Jawa Tengah atau Sunda Parahiangan blang wetan, adalah wilayah, orang dan budaya Sunda yang terdapat di sebagian kawasan Provinsi Jawa Tengah bagian Barat (terutama di kawasan Brebes, Cilacap dan sekitarnya yang hingga kini masih eksis).  Keberadaan Sunda di kawasan ini merupakan sisa-sisa masa lalu di mana wilayah ini secara historis dulu pernah menjadi bagian dari kerajaan-kerajaan di Jawa Barat dan sekitarnya/Sunda. Nama tempat, serta budaya seperti bahasa, kesenian dan adat-kebiasaan Sunda hingga kini masih ada di sebagian tempat tertentu (seperti nama tempat berbau Sunda yang menggunakan awalan Ci, misal Cimangggu, Cipanas, dsbnya), bertebaran secara luas di sana-sini. Dalam sebutan jaman dahulu wilayah ini biasa disebut sebagai Parahiangan blang wetan. Kadang juga bagian perbatasannya disebut sebagai Jawa Pawatan.

—————————————————————————————————————————

 

clip_image002